Berikut ini langkah-langkah untuk menanam bibit tanaman ke dalam wadah tabulampot:

- Siapkan bahan-bahan media tanam, kemudian ayak dan buang
kerikil-kerikil yang ada didalamnya. Campurkan bahan-bahan itu hingga
merata.
- Siapkan pot dengan ukuran yang disesuaikan dengan ukuran tanaman.
Sebaiknya dimulai dari ukuran pot yang kecil. Sehingga apabila tanaman
semakin besar pot bisa diganti, sekaligus sebagai penanda untuk
meremajakan media tanam.
- Letakkan pecahan genteng pada dasar pot, satu lapis saja. Kemudian letakkan juga satu lapis ijuk atau sabut kelapa.
- Kemudian isi dengan media tanam yang sudah disiapkan hingga setengah tinggi pot.
- Untuk mengurangi penguapan, pangkas sebagian daun atau batang bibit
tanaman. Kemudian buka polybag bibit tanaman, letakkan tepat
ditengah-tengah pot. Timbun dengan media tanam hingga pangkal batang.
- Padatkan media tanam di sekitar pangkal batang, pastikan tanaman
sudah kuat tertopang. Siram dengan air untuk mempertahankan kelembaban.
- Simpan tabulampot di tempat yang agak teduh untuk beradaptasi. Siram
setiap pagi atau sore hari. Setelah satu minggu, letakkan tabulampot di
tempat terbuka.
Perawatan tabulampot
a. Penyiraman
Tabulampot yang telah jadi harus di letakkan di tempat terbuka dan
terkena cahaya matahari sepenuhnya. Pada musim kemarau penyiraman
dilakukan setiap hari, bisa pagi atau sore hari. Pada musim hujan
penyiraman hanya dilakukan apabila media tanam terlihat kering.
Penyiraman menggunakan selang air atau gembor.
Bila jumlah tabulampot banyak, penyiraman bisa diprogram dengan
membangun sistem irigasi. Sistem irigasi yang paling cocok adalah
irigasi tetes. Irigasi ini irit tenaga kerja, hemat air dan mudah
dikontrol. Namun memerlukan investasi yang cukup besar. Silahkan
baca tentang irigasi tetes di
sini.
b. Pemangkasan
Setidaknya terdapat tiga tujuan pemangkasan tabulampot yaitu
pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi dan pemangkasan peremajaan.
Pemangkasan bentuk dilakukan untuk membentuk tajuk baru dan mengatur
postur tanaman agar sinar matahari bisa menembus semua bagian tanaman.
Selain dua fungsi itu, pemangkasan bentuk juga terkait dengan estetika.
Salah satu teori umum dalam memangkas bentuk tabulampot adalah 1-3-9.
Artinya, dalam setiap 1 batang primer terdapat maksimum 3 batang
sekunder dan dalam 1 batang sekunder maksimum terdapat 3 batang tersier.
Batang yang dipilih untuk dibiarkan tumbuh adalah yang sehat dan kuat,
sekaligus juga memiliki unsur estetika pada tanaman.
Pemangkasan produksi berkaitan dengan fungsi produksi tanaman.
Pemangkasan dilakukan terhadap tunas air untuk merangsang pembungaan.
Selain itu, pemangkasan dilakukan terhadap batang yang terlihat
berpenyakit.
Terakhir pemangkasan peremajaan, dilakukan terhadap tanaman yang
telah tua. Pada tabulampot yang sudah tua biasanya dilakukan penggantian
media tanam dan pot (
repotting). Pada fase ini, beberapa cabang perlu dipangkas. Bahkan pada kasus-kasus tertentu hanya menyisakan batang primer saja.
c. Pemupukan
Media tabulampot memiliki cadangan nutrisi yang terbatas. Oleh karena
itu pemupukan menjadi hal yang sangat vital. Pemupukan pertama
dilakukan satu bulan setelah tanam. Selanjutnya dilakukan setiap 3-4
bulan sekali.
Pupuk yang digunakan sebaiknya
pupuk organik. Jenisnya bisa
kompos,
pupuk kandang atau
pupuk organik cair.
Meskipun kandungan haranya tidak seakurat pupuk kimia, pupuk organik
memiliki unsur hara yang lebih lengkap. Selain itu penambahan
bahan-bahan organik akan merangsang aktivitas biologi dalam media tanam.
Pupuk kimia diperlukan pada saat-saat tertentu saja. Misalnya pada
saat pembungaan dan pembuahan dimana tanaman memerlukan unsur-unsur hara
makro seperti P dan K dalam jumlah banyak. Dan beberapa unsur mikro
seperti Ca, Mn, Fe, dll. Dalam pupuk kimia unsur-unsur tersebut bisa
dipastikan takarannya.
d. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit pada tabulampot sebaiknya dilakukan
sejak dini, yakni sejak memilih bibit. Bibit unggul biasanya memiliki
ketahanan terhadap hama dan penyakit tertentu. Belilah bibit dari sumber
yang terpercaya dan memiliki sertifikat bibit.
Pencegahan serangan hama dan penyakit juga bisa dilakukan dengan
menjaga kebersihan media tanam dan kebun. Gulma dan semak belukar
disekitar kebun bisa menjadi sumber hama dan penyakit.
Bila tabulampot sudah kadung terserang hama atau penyakit, langkah
pertama bisa diberantas secara manual. Misalnya dengan memungut ulat
yang menyerang atau memangkas dahan yang terkena penyakit.
Pada saat tabulampot berbuah, lindungi buah dengan plastik atau
jaring pelindung. Atau juga bisa dengan memasang perangkap hama, seperti
penggunaan hormon feromon untuk memerangkap lalat buah.
Penyemprotan tabulampot dengan pestisida menjadi dilema. Biasanya
tabulampot ditanam di pekarangan yang dekat dengan pemukiman. Pestisida
kimia tentunya akan sangat berbahaya dan mencemari lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, gunakan selalu pestisida organik. Silahkan baca tentang
pestisida organik.
Apabila sangat terpaksa, penyemprotan dengan pestisida kimia bisa
dilakukan. Lakukan dengan hati-hati, baca aturan dan dosis pakainya
secara seksama. Penyemprotan hendaknya dilakukan secara terbatas.
e. Pergantian media dan pot
Tabulampot yang telah mencapai ukuran tertentu perlu dipindahkan.
Ruang tabulampot harus cukup untuk menopang ruang gerak tanaman.
Pemindahan dilakukan sekaligus dengan pergantian media tanam.
Pergantian media tanam dalam tabulampot tidak hanya berfungsi
memindahkan tanaman pada pot yang lebih besar saja. Perlu juga dilakukan
pemangkasan peremajaan. Misalnya, pemangkasan akar tanaman. Akar
tanaman yang terus tumbuh akan membuat media tanam menjadi padat.
Akar yang panjangnya lebih dari 25 cm harus dipangkas. Kepadatan akar
juga harus dikurangi. Bersamaan dengan pemangkasan akar, daun dan
batang juga dipangkas untuk mengurangi penguapan.